Sunday, September 30, 2007

Mencari G-Spot Istri

Malam itu kami menghabiskan week-end kami di rumah saja. Sebenarnya ingin mengajak istri nonton, karena bulan itu film-film bagus sedang diputar hampir bersamaan di bioskop tetapi istri menolak.

Akhirnya kami hanya duduk2 di sofa ruang keluarga. Anak kami sudah tidur karena capek bermain dengan teman2nya tadi sepanjang hari. Istri menyandarkan kepalanya di pundak saya. Iseng saya masukkan tangan saya ke BH istri sambil meremas-remas dadanya. Istri diam saja dengan mata tetap tertuju ke televisi. Kemudian saya sedikit demi sedikit mulai membuka daster istri sekaligus dengan pakaian dalamnya. Hingga sebentar kemudian istri sudah telanjang bulat. Istri mulai merespon meskipun tidak seperti yang saya harapkan karena dia masih terus saja melihat ke TV.

Saya biarkan dia dengan kesibukannya. Kepala saya turun ke arah dadanya dan mulai menghisap putingnya satu per satu. Tangan kanan saya juga sibuk menekan2 klitoris istri. Setelah agak lama, akhirnya saya mendapatkan perhatian dari dia. Dia mulai merespon ciuman saya dan sedikit mendesah. Vagina istri sudah mulai basah.

Kemudian istri meminta saya berdiri. Dia membuka celana trainning saya sekaligus dengan celana dalam saya. Penis saya masih agak lemas. Dipegangnya penis saya dan dia mulai mengulumnya. Saya sangat suka dengan teknik istri mengulum penis saya. Dia ahli sekali.

Istri kemudian meminta saya juga menjilati vagina dia. Akhirnya kamipun berputar dan membentuk posisi 69. Sambil dia terus mengulum penis saya, saya juga mulai lagi menjilat klitoris dia diselingi dengan mencucupi vagina istri.

Sambil menikmati vagina istri yang merah basah, tiba2 timbul ide dalam pikiran saya mengenai posisi G-spot istri. Selama ini saya belum pernah eksplorasi masalah G-spot di tubuh istri. Dalam banyak artikel disebutkan bahwa G-spot adalah salah satu titik rangsangan bagi wanita dengan posisi 1 ruas jari agak ke atas dari vagina.

Akhirnya saya pun menyampaikan kepada istri untuk mencarinya. Istri setuju saja. Istri duduk mengangkangkan kaki nya di sofa. Saya duduk di sampingnya. Pelan saya masukkan jari tengah saya ke vaginanya. Saya katakan kepada istri untuk mengatakan mana posisi yang paling enak disentuh oleh jari saya. Seperti teori, saya pun mulai meng-"ubek2" vagina istri saya. Saya mulai cari dari pintu masuk vagina atas sampai agak dalam dan sekitarnya. Tetapi menurut istri semuanya enak. Agak lama juga saya mencari posisi G-spot istri, dan ... tanpa hasil.

Istri selalu mengatakan enak dan kadang geli :) Akhirnya saya pun frustasi. Saya hentikan pencarian hari itu untuk saya teruskan di lain waktu. Menggantikan posisi jari saya, saya memasukkan penis saya yang sudah tegang ke vagina istri. Istri mendesah pelan ketika saya tekan penis saya. Terasa vagina istri sudah banjir dengan cairan cinta nya. Beberapa saat kemudian istri mengalami orgasme lebih dulu daripada saya.

Saya pun berhenti untuk memberi kesempatan istri menikmati orgasmenya. Tetapi istri justru mengambil posisi merangkak dan minta saya melanjutkan dalam posisi doggy style. Rupanya istri sedang "wild" hari itu. Saya pun segera memasukkan penis saya yang tampak berkilat terkena cairan istri. Dalam posisi doggy begini, saya bisa meremas pantat istri yang tampak bahenol dan putih bersih. Saya juga bisa melihat bagaimana penis saya keluar masuk vagina istri saya. Istri meminta saya men-"jambak" rambutnya dari belakang dan meremas dadanya. Dia juga meminta saya mempercepat kocokan penis saya divaginanya. Karena jepitan vagina istri dan juga teriakan2 kecil istri membuat saya merasa akan keluar. Saya mengatakan ke istri bahwa saya mau keluar, tetapi rupanya di saat yang sama istri juga mau keluar untuk kedua kalinya. Akhirnya istri berteriak panjang tanda orgasme disusul saya.

Akhirnya kami berdua rubuh di karpet dalam posisi telungkup (saya telungkup di atas tubuh istri).

Lumayan juga sex malam itu, terasa berbeda dari biasanya :)

Saturday, September 29, 2007

Mengenai Penis dan Orgasme Pasangan

Halo semua, terutama para pria.

Posting saya kali ini mungkin bukan pengalaman saya tapi lebih mengenai pendapat saya, yaitu tentang pendapat saya mengenai jimat (siji-sijine sing dirumat) cowok yang terkenal dengan nama "Penis" :)

Karena kesibukan saya, saya sempat masuk rumah sakit karena thypus selama kurang lebih 5 hari. Ketika saya sakit, ada 2 teman pria yang berkunjung. Kedua teman saya ini sangat dekat dengan saya dan istri. Saat itu istri tidak ada dan saya dirawat diruangan vip - otomatis hanya ada 1 bed di kamar itu. Jadi kami bebas untuk ngobrol. Lama2 obrolan kami pun makin seru sampai kami membicarakan tentang penis. Saat itu kami berbicara mengenai pentingnya ukuran penis seorang pria. Karena ingat akan diskusi saat itu maka saya menulis posting ini.

Ingat, yang terpenting dari penis adalah dia bisa berfungsi dengan tepat. Saya asumsikan anda semua mampu cukup lama dalam menjaga ereksi anda selama berhubungan dan penis bisa "keras" sesuai kebutuhan. Selanjutnya kita hanya membahas ukuran penis saja.

Ukuran penis memang sangat penting. Menurut saya, amat sangat penting malah dalam pernananya sebagai alat sex. Dari beberapa wanita yang pernah dekat dengan saya (termasuk istri saya) mereka berpendapat bahwa penis yang tebal dan panjang itu selalu lebih menarik secara visual. Istri bahkan pernah bilang apabila dia melihat penis yang tebal dan panjang (besar), dia selalu gemas dan ingin segera mengelus-elus dan menghisapnya.

Tapi ada faktor lain yang juga tak kalah penting secara visual. Tingkat kekerasan penis itu. Penis yang besar dan tampak keras (kokoh) dengan urat (biasanya di sisi samping dan bawah) yang besar membuat wanita jadi "gemas". (any comment ibu2?).

Apakah faktor2 di atas itu mutlak. Tidak - kecuali anda seorang gigolo (maaf, saya membahas penis dalam konteks bapak2/suami di sini - ok, om2/mas2 juga masuk) dimana sex bisa dilakukan tanpa "cinta" atau "sayang". Bila anda berhubungan sex dengan wanita yang dekat dengan anda (istri/pacar/kekasih) faktor "pribadi" dan "teknik" anda lebih penting.

Percaya atau tidak, kita bisa bikin orgasme wanita menggunakan lidah kita (luar biasa capek sih kalau menggunakan lidah mulai awal sampai dia orgasme) atau dengan jari kita yang tentu saja bagi sebagian besar orang kedua organ itu pasti jauh lebih kecil dibanding penis.

Ukuran penis normal orang indonesia katanya antara 10 - 18 cm. Penis saya sendiri sepanjang 14 cm dengan ketebalan biasa saja. Tapi saya pernah punya teman (benar2 orang indonesia - jawa) dengan panjang penis sampai 22 cm, besar sekali menurut saya (pengen juga sih.. ).

Selama ini dengan ukuran penis saya, 90% sex yang saya lakukan saya selalu bisa membuat pasangan saya orgasme. Bagaimana dengan 10% nya? Ada banyak faktor kenapa pasangan kita tidak orgasme, antara lain (saya akan coba bahas satu-satu):

1. Kita tidak cukup lama.

Ya, kadang-kadang meskipun dalam kondisi tubuh normal kita bisa mengalami orgasme yang terlalu cepat dari pada biasanya. Pertama kali saya berhubungan badan, saya mengalaminya. Setelah 1 bulan saya tidak bersetubuh, kemudian karena terlalu menggebu-gebu sering saya keluar lebih dulu. Kalau alasannya nafsu yang menggebu seperti ini, biasanya istri bisa mengerti dan setelah keluar dan beristirahat sebentar penis saya bisa segera memulai ronde kedua. Di ronde ini saya selalu berhasil membuat istri KO (karena saya sendiri sudah lebih tenang sehingga bisa merangsang istri dengan cukup).

2. Pasangan kurang terangsang.

Logis, bila pasangan kita kurang terangsang maka dia akan lebih sulit orgasme. Pernah karena capeknya istri saya kesulitan untuk on. Vagina dia pun cenderung kering. Akhirnya saya pun menggunakan pelumas untuk melakukannya. Bila dalam kondisi seperti ini, sehebat apapun penis anda sulit bagi pasangan untuk orgasme. Penis yang besar malah hanya akan membuat dia kesakitan.

Dalam kondisi tubuh normal (tanpa menggunakan obat kuat, dsb), bila istri sedang horny karena suatu hal sehingga sebelum berhubungan badan vagina dia sudah sangat basah, sangat mudah membuat dia orgasme. Bahkan kadangkala dia bisa mengalami orgasme lebih dari satu kali (dengan dungunya, saya kadang merasa "hebat & perkasa" he he he).

3. Pasangan kurang bisa berkonsentrasi.

Waktu saya pacaran dengan Mita (baca cerita tentang Mita di postingan saya lainnya), kami sering melakukan sex cepat di kantor. Mita tipikal wanita yang cepat horny. Kadang saya hanya mengajaknya chatting jorok via Yahoo Messenger, dia pun segera naik ke lantai saya dan minta jatah. Tetapi, ketika kondisi tidak memungkinkan, meskipun kami berdua sedang horny kami tidak bisa melakukannya karena kondisi lingkungan yang mengganggu konsentrasi kami. Saat itu Mita datang ke kantor saya dan meminta jatah. Dia sudah melepas celana dalam dia dan langsung saja kami melakukannya. Ditengah kesibukan kami, tahu2 customer Mita menghubungi dan memberi tahu bahwa Mita gagal memenangkan tender yang dia incar. Akhirnya hanya saya saja yang orgasme karena saya tidak pusing masalah tender :)

4. Mood pasangan.

Saya rasa untuk masalah ini udah jelas. Sebaiknya anda mengatur mood pasangan anda dulu sebelum mengajaknya berhubungan badan. Persiapkan diri anda. Saya ada pengalaman lucu dengan istri. Saat itu saya dan teman kantor mengadakan pesta bujang dengan teman kantor sampai pagi. Sebagian besar sudah mabuk. Ada wanita partner kantor yang ikut. Karena kondisi memungkinkan saya pun mengajaknya tidur. Pagi hari tanpa membersihkan badan saya langsung pulang. Tanpa saya duga, istri di rumah sedang horny. Tanpa aba-aba apapun dia langsung menubruk saya dan menelanjangi saya. Dia bermaksud mengulum penis saya, tetapi rupanya aroma vagina teman saya masih tertinggal di sana. Mood istri langsung hilang. Dia langsung berubah dari mode horny ke mode marah :(

5. Kita sendiri menginginkannya.

Kadang saat mau berangkat kerja saya ingin melakukan fast sex. Kadang istri sering mengatakan "Keluarkan aja pa, gak usah nunggu aku" di saat dia sendiri buru2. Biasanya saya langsung sibuk mengejar orgasme saya sendiri dan memang, akhirnya hanya saya yang orgasme. Saya sendiri belum pernah menghitung selisih waktunya dibandingkan kalau saya meluangkan waktu untuk merangsang cukup sehingga kami bisa orgasme bareng.

6. Kita bercinta dengan orang yang salah.

Ini benar2 bisa terjadi. Saya sendiri belum pernah mengalaminya. Tapi di dalam diskusi dengan teman2 saya ketika saya sakit, salah satu teman mengatakannya. Dia bilang kita akan tahu ketika mengalaminya. Usul dia tinggalkan saja wanita itu. duh...

Lalu kapankah anda memerlukan penis besar? Menurut saya adalah ketika:

1. Anda ikut pesta bugil.

Pernah ikut nude party?. Di pesta seperti itu anda perlu membanding2kan "otot" anda dengan sesama pria. Bodoh memang.

2. Anda bercinta dengan wanita dengan vagina yang "longgar" :)

Oops. Anda mengalaminya? kasihan wanita itu.

3. Anda ikut lomba gede2-an penis.

No comment.

4. Pasangan anda menuntutnya.

Salah satu teman pembaca mengirimkan email. Dia mengeluh masalah pasangannya yang sering bercerita kalau dia terobsesi dengan penis besar. Sobat, lakukan pendekatan dan komunikasi. Jangan menyerah!.

Jadi, kalau penis saya kecil apa yang harus saya lakukan?

1. Jangan ke mak errot.

Saya tidak percaya hal-hal seperti ini. Kesehatan anda secara keseluruhan tetap lebih penting.

2. Percaya dirilah.

That's it! Percaya diri. Atur hidup anda, jangan biarkan penis anda mengatur anda. Pastikan kepala anda yang di atas (benar2 kepala anda) yang mengontrol, bukan kepala bawah :)

3. Kalau umur anda di bawah 18 tahun, saya rasa ada hormon suntik yang bisa membantu anda.

Ingat, informasi ini bukan dari ahlinya.. jadi silahkan anda hubungi dokter yang lebih mengerti. Saya hanya pernah membaca di salah satu majalah dewasa pria di Indonesia.

4. Jadilah orang yang sehat dan kaya.

Buat diri anda bahagia, menarik, wangi dan segar. Oh iya, kadang jadi lebih "kaya" juga penting. Kalau ada wanita tahu anda menderita TBC, pasti dia enggan anda ajak tidur meskipun penis anda besar :) Segera ke dokter check up dan jadilah sehat.

@Artikel ini adalah asli dari pengalaman pribadi saya dan istri. Silahkan diambil tetapi sertakan URL ini sebagai sumbernya.