Monday, January 14, 2008

Kenangan lucu masa kuliah - Jogjakarta

Sewindu sudah lamanya waktu
Tinggalkan tanah kelahiranku
Rinduku tebal kasih yang kekal
Detik ke detik bertambah tebal

Pagi yang kutelusuri
Riuh tak bernyanyi
Malam yang aku jalani
Sepi tak berarti ....

Itu cuplikan lagi yang biasa kami nyanyikan waktu masih kuliah dulu. Bagi yang belum tahu, itu lagunya Iwan Fals berjudul rindu tebal - yupe, saya penggemar Iwan Fals sejak remaja sampai sekarang :). Weekend kemarin saya dan 2 orang pria teman baik saya berjanji bertemu di jogja. Kota yang sangat eksotik dan penuh kenangan bagi kami waktu kami kuliah.

Sebut saja teman saja Joe dan Amin. Kami dulu sama2 satu angkatan di salah satu kampus besar di kota Surabaya Jawa Timur. Kami selalu bersama-sama, bahkan dalam urusan sex. Tapi selalu saya yang punya pacar, entah ada apa dengan mereka sehingga selalu ditolak ketika mengajak seseorang pacaran. Tapi luar biasanya, mereka selalu punya check list cewek2 yang akan mereka dekati. Kadang saya sering merasa capek menemani mereka menggoda target2 mereka, sementara saya sendiri sudah punya pacar. Bahkan pernah pacar saya cemburu karena saya membantu mereka pendekatan ke target2 mereka. Sebenarnya wajah mereka tidak jelek. Joe orangnya sangat cerdas, dia bisa coding applikasi tanpa makan - tidur dalam waktu satu hari dengan algoritma yang sangat efektif sementara saya dan Amin perlu waktu kira2 1 minggu. Amin pribadinya sangat ceria dan easy going. Sangat humoris. Kalau saya sedang sakit batuk, pasti sulit sembuh karena setiap hari selalu tersengal batuk sambil tertawa mendengarkan dia berbicara. Entah karena nasib atau karena hasil dia belajar melucu, semua gesture dia selalu lucu. Saya sendiri orangnya sangat serius dan logis. Kadang saya cenderung sensitif. Memang, kami berbeda.. persamaan kami adalah persepsi kami ke wanita dan sex :)

One day, kami bertiga ingin sekali jalan2 ke jogja dengan alasan dan tujuan yang sangat tidak jelas. Kami dulu berpikir alasannya sangat jelas, yaitu terinspirasi lagu KLA Project. Tujuan itu tidak penting, bisa dipikirkan di kereta nanti. Kami semua memiliki orang tua dengan pendapatan rata2 menengah bawah yang berarti tidak ada budget untuk jalan2. Kuliahpun budgetnya cukupan, kami tidak pernah memiliki buku asli semuanya foto-kopian (pantas bajakan di Indonesia marak, mahasiswanya aja seperti ini). Untuk di teknik komputer buku tidak terlalu perlu, cukup howto (cari di google) dan manual (cukup ketik #man ... di unix :)) yang ada di komputer kami masing2.

Akhirnya kamipun mengatur jadwal kuliah dan praktikum sehingga kami bisa ke jogja selama seminggu. Jadwal sudah ada, tinggal uang yang belum ada. Sempat terpikir untuk membuat aplikasi toko atau apotik atau aplikasi apa saja dan menjualnya.. ide yang bagus tapi tidak bisa dilaksanakan karena perlu waktu dan ... jadwal kami adalah minggu depan.

Akhirnya kami sepakat untuk melamar menjadi asisten dosen kuliah S2 tapi Amin gagal dapat pekerjaan itu karena hanya ada 2 lowongan. Singkat kata, Amin dapat project setup linux router dan proxy di salah satu warnet baru di surabaya, Joe dan saya menjadi asisten dosen praktikum jaringan komputer.

Sesuai jadwal, kami pun berangkat ke jogja. Karena rencana kami sangat banyak - dan membutuhkan biaya yang lebih banyak dan tentu saja uang kami tidak cukup maka kami harus cut biaya sebisanya.. akhirnya kami berpikir untuk menginap di rumah teman daripada di hotel. Joe mempunyai teman bernama Adit di sana, dan orang tua Adit mengijinkan kami menginap di rumahnya. Perjalanan sangat menyenangkan. Kami naik kereta ekonomi (kalau tidak salah nama keretanya Sritanjung, entahlah.. saya lupa). Kami membawa gitar sehingga sepanjang jalan kami selalu bernyanyi - dan sempat hampir bertengkar dengan pengamen dalam kereta karena tidak mau mengalah, jadinya nyanyi bareng2 lagu yang berbeda - sehingga perjalanan dari Surabaya - Jogja terasa sangat menyenangkan, dan juga meskipun kami sempat di premanin penjual perman dengan disuruh (dipaksa, tepatnya) membeli permen dari dia karena Joe sudah mencium dan memencet-mencet permen yang dijual. Tapi overall, we were happy.
Kami turun di stasiun dan langsung menuju ke rumah Adit menggunakan becak. 1 becak untuk bertiga, jadi kadang kami bergantian dengan tukang becaknya ketika jalanan menanjak. Malam hari Adit mengajak kami jalan-jalan dan makan-makan di malioboro.

Kami bertiga tidur di tikar di ruang tamu rumah Adit, Adit tidak bisa tidur di lantai karena dia menderita masalah dengan paru2nya (paru2 basah istilah si Adit). Saya baru sadar bahwa Adit memiliki adik yang cantik (dan seksi). Begitu juga dengan ibu Adit. Rupanya Adit saja yang tidak beruntung karena menerima turunan wajah dari ayahnya :) Begitu terus, selama beberapa hari. Kami benar2 habis2an menikmati liburan dengan uang hasil kerja kami sendiri di jogja, mulai dari mengunjungi semua candi di jogja & magelang, pantai parangtritis, ngopi di pinggir rel kereta dekat stasiun tugu sampai nongkrong di UGM untuk melihat "cewek2 jogja" yang katanya cantik.

Hari ke 6, saya tidak dapat tidur. Sepertinya saya terlalu banyak minum kopi hari itu. Sekitar jam 1 malam saya mendengar suara derit tempat tidur di belakang di belakang. Oh, iya di belakang ada ruangan tanpa pintu, hanya ditutup kelambu, dan 1 tempat tidur di dalamnya. Diam-diam saya mengintip ke sana dan tampak ayah & ibu Adit sedang berhubungan sex. Ruangan tidak terlalu gelap karena menggunakan lampu tidur jadi aksi mereka terlihat. Saat pertama saya intip mereka sedang dalam posisi 69. Saya pun segera membangunkan Joe dan Amin. Tapi rupanya Amin terlalu capek sehingga dia tidak bangun-bangun. Akhirnya hanya saya dan Joe saya yang bangun. Saya memberi tanda supaya Joe diam, saya ajak dia ngintip bareng.

Begitulah, saya dan Joe mengintip bagaimana hot-nya ayah & ibu Adit. Beberapa saat kemudian tampak sang ayah sudah bersiap memasukkan senjata-nya ke vagina si ibu dalam posisi doggy style. Kulit mereka tampak berkilat karena berkeringat. Joe terlihat sudah sangat terangsang. Dia terlihat mengocok penisnya didalam sarung yang dia pakai saat itu.

Kira2 20 menit kemudian pasangan itu sepertinya segera mendapatkan puncaknya. Si ibu semakin keras mendesah begitu juga si ayah. Ketika sedang seru2nya aktifitas itu, tiba2 si Amin berteriak kencang di belakang kami mengagetkan kami. Dia rupa nya tidak tahu apa yang sedang terjadi karena dia paling lambat bangunnya. Karena kagetnya, kami berdua terlonjak ke depan dan masuk ke ruangan tempat ayah & ibu Adit bermain.

Sambil tertawa Amin menyusul kami masuk. Tawanya langsung berhenti dan bengong dengan mulut yang luar biasa lebar begitu mengetahui apa yang terjadi. Kami saja saking kagetnya sampai terlonjak, apalagi mereka berdua. Tampak wajah ibu Adit yang panik mencari penutup tubuh sekenanya, begitu juga bapak Adit. Sekilas terlihat buah dada ibu Adit yang sangat besar :)

Kami semua bisa melihat betapa marahnya bapak Adit saat itu. Kami bertiga langsung tanpa ampun di tampar dan diberitahu bahwa besok kami semua harus pulang, dengan kata lain.. kami diusir.

Sejak saat itu, kami tidak bisa tidur sampai pagi. Kami menyesal sekali.. dan terutama bingung memikirkan dengan apa yang akan kami katakan kepada Adit.

Pagi-pagi sekali kami berkemas. Kami sempat menghadap orang tua Adit dan meminta maaf dengan benar2. Mereka seperti sudah cooling-down. Mereka juga menyadari kesalahan mereka karena mereka melakukannya tidak di kamar mereka sendiri. Sekitar jam 7 pagi kami pun pamit ke Adit dan keluarganya. Adit mengantar kami ke stasiun, kali ini tidak menggunakan becak karena becak hanya muat max untuk 3 orang saja. Kami berjalan kaki, kira-kira 2 km jauhnya.

Di jalan Adit bercerita bahwa semalam dia tahu apa yang kami lakukan. Tentu saja kami kaget. Kami meminta maaf ke Adit karena sudah bersikap kurang aja kepada keluarganya. Adit mengatakan bahwa biasanya dialah yang mengintip. Tentu saja kami semua kaget. Adit bilang sudah biasa orang tuanya melakukan di ruangan itu daripada di kamarnya karena kamar mereka bersebelahan dengan kamar Adit dan adiknya dan biasanya mereka sangat berisik.

Hampir setiap mereka melakukannya setiap malam, Adit selalu mengintipnya. Bahkan kadang-kadang dia mengintip sambil onani. Saat itu Adit sedang berusaha menghentikan hobby buruknya itu dan malam itu Adit sedang mencoba untuk tidak melakukannya. Makanya dia bisa mendengar berisiknya waktu kami ketahuan, dan dia-pun sebenarnya sedang tertawa sambil ditutupin bantal memikirkan kebodohan teman2nya.

Begitulah salah satu kenangan kami di jogja di luar kenagan akan eksotik dan luar biasanya kota ini. Memang yang saya tulis di atas adalah kenagan bodoh :) Jangan ditiru but I love Jogjakarta lho :)

Tuesday, January 8, 2008

Untung - Rugi dan Subject - Object

Hari ini saya berbicara (baca: chat) dengan banyak teman karena blog ini. Topiknya menarik. Barusan saja saya chat dengan seorang pria (saya belum pernah bertemu dia, dia menggunakan nick X) lewat google yang terputus karena dia harus meeting. While he is in his meeting, saya menulis di sini tentang apa yang kami bicarakan.

Pernah punya teman wanita? pasti pernah lah ya.. tapi maksud saya teman wanita yang apabila kita ajak kencan merasa rugi kalau tidak kita nikahi. Sori, agak berbelit kalimatnya. Kasusnya begini.. ada seorang teman wanita saya yang tidak mau saya "raba-raba" ketika kami sedang horny.
"Rugi", kata dia. "Kamu cowok sih enak aja..".
"OK deh, kamu yang raba-raba aku deh", jawab saya.
Eh, dia malah tertawa cekikan nggak mau..
"lho, gimana nih gak mau rugi dikasih untung juga gak mau :) ", tambah saya.

Saya tanya apakah dia masih virgin. Dia menjawab udah nggak, karena dia pernah berhubungan sekali dengan pacar pertamanya dulu.
"Kita check in yuk.", ajak saya.
"Ngapain?", tanya dia.
"ya ngapain lagi.. make love donk.. :)", kata saya.
"ih nggak mau. Kita kan belum nikah atau at least aku belum pasti ama kamu.. rugi donk aku.", jawabnya sambil cubit pinggang saya.

Untung - Rugi lagi.. pikir saya.

"Gimana caranya supaya kita bisa tidur bareng, tapi kamu gak rugi?", tanya saya lagi.
"Gak ada. Pasti cewek yang dirugikan.", jawab dia.

Hmmm.. ya pengalaman itu tadi yang saya diskusikan dengan teman X. X berpendapat itu masalah persepsi sebagai subject dan object. Wanita, entah mengapa - dan tentu saja tidak semuanya - selalu menganggap tindakan2 agresif seperti di atas (meraba, mengajak tidur, dan sejenisnya) merugikan mereka.

Menurut saya (dan juga teman X, posting ini sebagai konfirmasi pendapat kamu yang tadi terputus), untung - rugi tercipta karena kebudayaan kita yang menganggap wanita sebagai manusia nomor 2 (tepat gak sih istilah ini? orang teknik sok berbudaya nih :)). Selalu pria yang mengatur semuanya (menjadi subject) dan wanita yang menjadi object. Andai kata teman wanita tadi berpikir bahwa sebenarnya apa yang terjadi padanya, dia turut berperan, sama2 menjadi subject tentu pikiran untung rugi menjadi tidak ada. Toh kami berdua sama2 diuntungkan (baca: di-enak-an). Betul tidak? Mengapa karena dia yang diraba dia merasa yang dijadikan object - memang kalau kalimatnya "saya meraba dia", secara gramar dia jadi obyek tetapi kalau kalimatnya diganti "dia menggosokan dadanya ke tangan saya" tentu saja saat itu dia menjadi subject :)). Ini pendapat pribadi lho.

Pernah ada istri yang marah ke suami dia merasa diperlakukan tidak adil. Dia merasa menjadi pembantu gratis, pelacur yang melayani pria tanpa bayar, dan seterusnya. Dia mau minta bayaran ke suaminya atas semua itu. Di lain pihak si suami merasa justru dia yang menjadi budak tanpa bayaran, harus mencari uang, menyediakan penginapan gratis, sopir tanpa gaji dan juga satpam 24 jam. Duh... lagi2 masalah perspektif hidup (atau persepsi sih.. tau ah).

Bagaimana dengan sex? Bagaimana dengan kehidupan sex anda? di posisi mana ketika anda bercinta? subject atau object?

Apabila anda wanita, apakah tadi malam ketika anda bercinta dengan suami anda, anda hanya rebah, telentang dan suami mulai "menusuk" anda trus selesai? OK, mungkin dengan sedikit variasi, anda "meminta" suami anda merangsang anda.. selanjutnya begitu lagi dan selesai (anda & suami orgasme)?

Apabila anda pria, apakah anda hanya meminta (mencium, sedikit merangsang) istri anda dan langsung menusuk trus selesai (anda & istri orgasme)?

Selalu menjadi subject/object itu membosankan. Cobalah jadi keduanya!

Monday, January 7, 2008

Efek Negatif Cerita Porno

Lho.. apa maksudnya? Kenapa saya menulis efek cerita porno? bukankah berarti saya menulis efek negatif dari blog saya dong? eitss jangan salah, blog saya bukan cerita porno.. he he he.

Saya bermaksud menceritakan efek negatif bukan hanya dari cerita porno, tapi juga materi2 porno yang lain terutama bagi kita yang belum cukup dewasa. Dewasa di sini bukan berarti masalah umur, tapi bener2 masalah mental yang susah dideskripsikan. Pendapat saya ini berdasar pengalaman pribadi.. yupe, saya pernah menjadi korban efek negatif dari pornografi yang saya nikmati dulu. Waktu itu saya masih di umur2 sekitar SMA sampai dengan kuliah. Tentu saja, umur saya sudah di atas 17 tahun.

Saya suka sekali menyimpan materi2 porno di dalam laptop saya.. mulai gambar porno, cerita porno sampai video2. Sejak dulu sampai sekarang, saya typical orang yang sangat menyukai cerita porno. Entah mengapa, saya lebih menikmati cerita porno sambil ber-onani daripada melihat gambar/video porno. Saya ingat dulu saya sampai membuat sebuah aplikasi kecil untuk mirror website cerita2 porno yang berjalan di unix (Linux) karena satu2 komputer dengan bandwidth besar dan tidak pernah mati adalah QMail server di kampus saya yang berOS linux Debian. Saat itu saya belum tahu (atau mungkin memang belum ada) wget. Situs2 yang biasa saya mirror antara lain 17tahun.com, cerita cerita seru, samzara, dll. Entah bagaimana kabar mereka sekarang :)

Gara2 itu semua.. I was sick.. yah, kalau saya pikir baik2 I was sick. Efek yang terjadi pada saya adalah saya jadi memandang rendah perempuan. Setiap saya berpacaran, yang ada dipikiran saya setiap kali wanita2 itu "bertingkah - jual mahal, ingin diperhatikan, dll" saya selalu berpikir.. "alahhh.. paling2 kamu juga suka ama burung gw". Gila kan?

Saya tidak bisa melihat hubungan pria-wanita dengan baik. Selalu cenderung mengarah ke seks yang negatif. Setiap saya melihat wanita teman2 saya, saya selalu bertanya dalam hati "did you have sex last night?", "are you satisfied with you sex life?", dan membayangkan mereka melakukan blowjob atau entertain saya secara seksual. Wanita cantik, terutama yang berkulit putih selalu membuat saya tertarik secara "negatif-sexual". Saya tidak tahu apakah saya terlalu keras ke saya sendiri padahal mayoritas pria seperti itu :)

Dalam sehari, saya bisa (dan biasa) melakukan onani minimal 2 kali. Lebih gila lagi, saya menyemprotkan sperma saya ke tembok kamar kos.. jadinya ketika mau pindah keluar dari kos, saya harus beli satu kaleng cat untuk menutupi bekasnya - yang ternyata tidak bisa hilang dengan hanya dilap kain basah saja :(

Ketika saya dapat pacar baru, sex adalah yang ada di kepala saya. Seakan2 kata2 "SEX" selalu ada di mana2. Saya beruntung, saya diberi anugrah sebagai orang yang "BAIK" sehingga saya bisa kontrol semua hasrat saya sehingga tidak sampai merusak diri saya. Saya hanya bercinta dengan pacar2 saya, dan mupeng (muka pengen - salah satu attitude yang mengarah pada ke-mesuman) bisa saya kontrol sehingga tidak merusak hubungan saya dengan teman2 laku/perempuan dan pacar saya.

Saya pernah memiliki pacar yang sangat wild. Bisa dikatakan dia bisa menyamai saya dalam hasrat sexual. Setiap kali saya kerumahnya, begitu menutup pintu depan dia mengharuskan saya melepas semua baju saya. Begitupun dia akan langsung telanjang. Kami pun pasti melakukan semua aktifitas di rumahnya sambil bertelanjang. Kadang diselingi dengan hubungan sex juga. Bisa dikatakan bila seharian saya dirumahnya, pasti paling tidak kami bisa mendapatkan sekitar 4-5 kali orgasme. Bukan karen coitus saja, bisa karena oral sex, handjob, dll. Bahkan kadang ketika dalam perjalanan kami bisa saja melakukan hubungan badan ketika horny. Setelah saya putus sampai kira 2 tahun sesudahnya, kami masih sering melakukannya karena dia dan saya juga membutuhkan pelampiasan bukan hanya sex, tapi juga fantasi kami.

Apa jadinya kalau yang mengalami "sickness" ini tidak cukup memiliki penyaluran.. saya rasa memungkinkan sekali bila akan terjadi pemerkosaan, pelecehan sexual ataupun penyaluran sex ke wanita tuna susila. OK, saya pernah date dengan seorang wanita tuna susila, tapi saya sendiri tidak membenarkannya. That was a mistake. I don't know why.. I just don't like it.. I hate it. Itu seperti sudah keluar dari batasan norma2 saya.

Kemarin saya dapat email dari seorang yang ternyata baru berumur 19 tahun. Dia membaca situs saya dan sangat penasaran ingin chat dengan saya. Pria muda ini berada di singapura. Untung saya pria sehingga dia tidak terlalu berhasrat untuk date dengan saya. Dia bercerita bahwa dia pernah merasa sangat terobsesi dengan tulisan seorang wanita tentang kehidupan sexnya. Menurut dia blog saya tidak ada apa2nya dibanding blog wanita tersebut (hmmm.. jadi penasaran saya). Dia bahkan membaca postingan2 blog itu berulang-ulang dan menjadikannya sebagai bahan onani. Bahkan saking kangennya, dia sampai bolos sekolah untuk pulang dan melakukan onani dengan membayangkan wajah fiktif penulis blog tersebut. OK, saya pernah juga melakukannya, tapi sampai bolos sekolah.. you must be kidding me :) Saya tanyakan semua yang pernah saya rasakan dan benar, dia mengalaminya. Bahkan dia selalu menganggap wanita adalah object yang selalu bisa dia pakai. Ketika dia bertengkar dengan teman wanitanya.. dia akan secara otomatis menggunakan kata2 pelecehan seksual. Apabila dia bertemu dengan wanita "jelek" - saat itu dia menggambarkan salah satu guru sekolah dia ada yang jelek dan jahatnya minta ampun, bertubuh tambun, pendek, bermata sangat sipit dan selalu memakai stocking - dia langsung akan berpikir "kasihan nih orang, pasti bertahun-tahun vaginanya tidak pernah dipakai selain kencing saja", "ok, mungkin dipakai tapi bukan oleh penis beneran", dan lain-lain.. dan lain-lain.. yang membuat saya terheran2 dan agak "jijik". Padahal dia baru 19 tahun.. bagaimana mungkin dia bisa menjadi sedemikian "sick".. lebih sick daripada saya dulu.

Ketika saya tanya bagaimana pandangan dia tentang wanita? dia selalu menjawab..
"Bigger dick makes them happier".
"Ha??", kemudian saya tanya lagi bagaimana pendapat dia tentang ibunya, bukankah dia juga wanita.
"OK, my mom is one exception. She is out of scope. I don't want to discuss it. Jangan ngomongin my mom deh..". Jawabnya.
OK, paling tidak dia masih menghormati ibunya.
"Bigger dick makes them happier, ya? so how is yours? can you make them happy?", lanjut saya.
"I don't know. One of my friend's dick is bigger than mine, but I think I still can make one of them happy with it :)" jawab dia.
Dasar ...
"Once, I slept with my friend. She always compared my dick with his ex-boyfriend dick.. damn.. that made me stress for almost a week".

See... banyak sekali materi porno di luar saya yang memberikan perspektif salah, salah satunya mengenai penis, vagina, dan bahkan tentang sex itu sendiri dan saya rasa masih banyak perspektif salah lain :)

Bagaimana saya sekarang? Apa pandangan saya terhadap materi2 porno? Menurut saya, memang tujuan materi2 itu untuk mengundang birahi tapi kita harus mengkonsumsinya dengan porsi yang tepat. Sekarang saya bisa mengakses berbagai macam materi porno, tapi yang pasti, saya tidak akan "sick" lagi karena materi2 porno itu. Saya bisa menggunakan materi2 itu sebagai motivasi, hiburan atau bumbu dalam kehidupan saya. Saya dan istri sering bercerita tentang seks bahkan kadang membuat video kami berdua atau memutar DVD berisi adegan porno dengan bintang artis kesayangan untuk tambahan penikmat bercinta.. saya rasa beberapa dari anda juga melakukannya :D

Apapun itu, selalu gunakan dengan tepat.. maka akan memberi manfaat bagi anda termasuk porn.

Kunjungan Mertua dan N

Kemarin saya sampai rumah kira2 jam 23:40. Begitu selesai memarkir mobil saya langsung masuk rumah. Di teras rumah saya lihat banyak sepatu/sandal asing.. "ada tamu nih", pikir saya. Memang istri sering dikunjungi saudara2 nya.

Begitu saya masuk, di ruang tamu N yang sedang menata majalah selesai dia baca. Langsung berdesir dada saya melihat N menggunakan daster pendek selutut. Karena posisi dia membungkuk membelakangi saya, saya bisa melihat paha belakang dia yang putih. Penis saya langsung bereaksi merespon pemandangan itu :)

N hanya tersenyum dan menyapa saya. Saya letakkan tas saya, saya langsung peluk dan cium dia. N berusaha memberontak dan bilang ada ibu (mertua saya) di kamar depan. Karena nafsu, langsung saja N saya tarik masuk ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi, saya langsung buka daster dan semua pakaian dalam dia. N pun dengan cepatnya membuka semua pakaian saya.

Penuh nafsu saya kulum bibir dia dan meraba buah dada dia. Tangan N pun sibuk dengan penis dan bola2 biji penis saya. Begitu tinggi kerinduan kami dan karena situasi yang tidak memungkinkan kami melakukan sex biasa, kami pun langsung menuju ke inti kegiatan. N menungging dengan berpegangan pada bathtube sehingga vaginanya yang indah merekah terlihat ranum dari belakang. Saya jilat sebentar untuk mendengarkan lenguhan birahi N yang lama tidak saya dengar. Kemudian saya mulai mengarahkan penis saya ke vagina itu.

Langsung saja kami melakukannya dengan posisi menungging. Kami ingin mendapatkan orgasme kami secepat-cepatnya sebelum mertua saya tahu. Demikian pula dengan N, dengan semangatnya dia memaju mundurkan pantatnya supaya penis saya masuk lebih dalam. Kadang2 saya harus membekap mulut N supaya tidak mendesah terlalu keras.

Entah berapa lama, tiba2 N berteriak nyaring dan langsung saja saya bekap mulutnya. Rupanya dia sudah mendapatkan orgasmenya. Saya pun langsung mempercepat gerakan saya dan saya juga mendapatkan orgasme saya. Saya tumpahkan sperma saya di vaginanya.

N dan saya diam sebentar menikmati orgasme kami. "Duh, enak sekali N..", kata saya. "Iya kak", jawabnya sambil tersenyum.
"Mbak kemana?", saya menanyakan istri saya sambil berbisik.
"Udah tidur dari tadi, capek dia anter ibu keliling tadi", jawab N masih dengan penis saya dalam vaginanya.

Plop, bunyi penis saya cabut dari vaginanya. N tiba2 jongkok dan memegang penis saya yang sudah lemas. Dia menjilatinya sampai bersih.. Terasa geli2 ngilu di penis saya.

Setelah selesai, N mengenakan daster tanpa pakaian dalam. Pakaian dalamnya di bawa dan ditaruh di tempat pakaian kotor. Dia keluar sambil tersenyum puas. Saya pun langsung mandi. Begitu selesai mandi, saya baru sadar kalau ternyata saya belum membawa handuk ke dalam kamar mandi. Karena saya pikir sudah malam, saya pun berjalan menuju kamar dengan bertelanjang bulat.

Tanpa saya duga, setelah meletakkan baju kotor saya di tempat pakaian kotor.. ibu mertua terbangun melihat saya. Sepertinya dia terbangun karen haus. Saya pura2 tidak melihat. Entah kenapa saya senang bisa memamerkan tubuh telanjang saya. Penis saya memang tidak besar, tapi saya rasa cukup indah dan seksi..menggantung panjang setengah lemas. Saya berusaha kontrol supaya penis saya tidak tegang. "Ah.. sebentar lagi pasti mertua saya malu dan masuk kamar", pikir saya.

Tapi ternyata dugaan saya salah. Mertua saya datang menghampiri saya dan menegur saya supaya menggunakan pakaian. Saya pura2 kaget. Saya bilang tadi mandi saya lupa bawa handuk. Kebetulan handuk saya di posisi paling belakang di raknya. Ketika saya tarik malah menyebabkan handuk2 lainnya berjatuhan. Saya pun menyampirkan handuk itu di pundak kanan saya tanpa menutupi penis saya (masih dengan bangga memamerkannya ke ibu mertua :)) dan saya ambil handuk2 yang berjatuhan itu dan menatanya kembali.

Ibu mertua saya masih dengan tenangnya minum dan malah bertanya tentang pekerjaan saya.
"Gimana kantor, lex?", tanya dia.
"Baik bu.. tadi ada sedikit lemburan jadi pulang agak malam.", jawab saya sambil me-lap rambut saya sedikit lebih keras. Sekarang saya bisa melihat penis saya bergoyang-goyang. Rupanya penis saya sedikit lebih membesar karena perasaan "asyik" memamerkannya ke mertua.
"Cepat tuh pake baju.. adik kamu dah mulai membesar", kata mertua sambil tersenyum melihat penis saya.
Langsung saya lilitkan handuk saya ke tubuh untuk menutupi area vital saya. Mertua saya berjalan kembali ke kamarnya dan tidur. Malam itu saya tidak bisa langsung tidur. Saya merasa sangat terangsang karena "pameran" tadi. Istri sudah tidur dan males saya ajak.. jadinya saya salurkan dengan beronani. Sampai sekarang saya masih memikirkan mengapa mertua bisa dengan tenang bahkan mengajak saya ngobrol dalam kondisi seperti kemarin.. Apakah mertua juga tipikal "free sex"? entahlah..

Jujur saja, saya tidak ada keinginan untuk bercinta dengan mertua saya. Saya benar2 menghormati beliau sebagai mertua. Tapi saya juga baru menyadari bahwa memamerkan tubuh telanjang kita seperti kemarin itu benar2 membuat saya "berdebar-debar senang" dan membuat saya terangsang. Saya ingin mencobanya lain kali dengan orang lain. Apakah saya exibisionist? saya tidak tahu. Dulu saya berpikir yang cenderung suka memamerkan ketelanjangannya adalah wanita yang merasa bertubuh seksi :)

Anda exibisionist juga, please share comment.